• Kamis, 28 September 2023

Nama Depok itu milik organisasi Kristen: De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen

- Senin, 13 Maret 2023 | 10:21 WIB
Nama Depok itu milik organisasi Kristen: De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen
Nama Depok itu milik organisasi Kristen: De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen

DEPOK (eNBe Indonesia) - Sejarah Depok sudah bermula sejak jaman Kerajaan Padjajaran tahun 1020-1579 M, berasal dari sebutan istilah pribumi asli (deprok) artinya duduk santai ala melayu.

Penamaan ini tidak terlepas dari perjalanan Prabu Siliwangi yang singgah di kawasan Beji. Keindahan dan keasrian daerah tersebut membuat Prabu Siliwangi ngedeprok di kawasan yang tidak jauh dari Sungai Ciliwung.

Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purba dari Kesultanan Banten saat melakukan perjalanan ke Cirebon menggunakan jalur yang melintasi kawasan Depok dan sempat menetap di Beji.

Pengikut Pangeran Purba, Embah Raden Wujud tidak melanjutkan perjalanan ke Cirebon, melainkan menetap dan mendirikan padepokan untuk menyebarkan agama Islam.

Padepokan ini yang kemudian berkembang menjadi sebuah perkampungan oleh Kesultanan Banten disebut Depok atau padepokan.

Baca Juga: Ciptakan Ketahanan Pangan, Bhayangkari Ranting Ndona Panen Perdana Sayur Program P2L

Lalu, pejabat VOC Cornelis Chastelein membeli lahan di wilayah Mampang dan Depok Lama yang dipergunakan untuk perkebunan pada tahun 1696 silam.

Cornelis juga menyebarluaskan agama Kristen kepada para pekerjanya, lewat sebuah Padepokan Kristiani.

Saat penyebaran agama Kristen, Cornelis menyebutkan daerah penyebarannya pakai bahasa Belanda yakni De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen (disingkat DEPOK) yang artinya organisasi kristen yang pertama.

Muncul banyak versi terkait sejarah Depok. Dikutip dari situs pemerintahan Kota Depok, kota ini bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kawedanan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor.

Kemudian di tahun 1976, perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.

Baca Juga: Liga Inggris: Perkasa Gunduli Man United, Liverpool Tak Kuasa Atasi Bournemouth

Perkembangan Depok yang begitu cepat menjadi perhatian bagi Pemerintah Orde Baru. Menteri Dalam Negeri kala itu, Amir Machmud, mulai mengkaji peningkatan status Kecamatan Depok menjadi Kota Administratif pada 27 April 1999.

Gereja GPIB Immanuel Depok

Halaman:

Editor: Adrianus Nulangi Madaala

Tags

Terkini

X