• Kamis, 28 September 2023

Rusak Stabilitas Tatanan International, PM Jepang Kecam Rusia

- Rabu, 21 September 2022 | 10:15 WIB
Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, di Tokyo, Jepang, 27 Juli 2022.  (Bonsernews.com/voaindonesia.com/Kiyoshi Ota via REUTERS)
Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, di Tokyo, Jepang, 27 Juli 2022. (Bonsernews.com/voaindonesia.com/Kiyoshi Ota via REUTERS)

Tokyo (eNBe Indonesia) - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam invasi Rusia ke Ukraina karena merusak stabilitas tatanan internasional.

Ia juga mengatakan bahwa aturan hukum seperti Piagam PBB harus berada di atas pemaksaan kekuasaan.

"Invasi Rusia ke Ukraina adalah tindakan yang menginjak-injak filosofi dan prinsip piagam PBB ... Itu tidak boleh ditoleransi," kata Kishida saat berpidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (20/9).

Kishida, yang berasal dari Hiroshima, kota pertama yang pernah mengalami serangan bom nuklir, juga mengecam ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

Baca Juga: Kementerian Kominfo Gelar Bimtek dan Sertifikasi Berbasis SKKNI di Labuan Bajo

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Tidak lama setelah itu, Presiden Rusia Vladimir Putin secara tidak langsung mengemukakan tentang kemungkinan serangan nuklir.

Pada Agustus, seorang diplomat Rusia mengatakan di PBB bahwa konflik di Ukraina tidak menjamin penggunaan senjata nuklir oleh Rusia, tetapi Moskow dapat memutuskan untuk menggunakan senjata itu sebagai tanggapan atas "agresi langsung" dari negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas invasi tersebut.

"Ancaman senjata nuklir, seperti yang dilakukan Rusia kali ini, apalagi penggunaannya, merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keselamatan komunitas internasional, dan tidak pernah bisa diterima," kata Kishida.

Baca Juga: Pemprov DKI Fasilitasi Pegawai Shoppe yang Kena PHK Untuk Perjuangkan Haknya

Dalam pidatonya, Kishida menegaskan kembali bahwa dia siap untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk menyelesaikan masalah mengenai program senjata nuklir dan rudal Pyongyang.

PM Jepang itu juga menyatakan siap untuk membahas kasus penculikan warga Jepang beberapa dekade lalu dan untuk menormalkan hubungan diplomatik Jepang dengan Korut.***

Editor: Donita Gerina Tolio

Sumber: Antaranews

Editor: Donita Gerina Tolio

Sumber: Antaranews

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Medco Power Posts a 195% Surge in Profit

Kamis, 28 September 2023 | 08:27 WIB
X