Perintahkan Anak Buah Cari Duit, Seorang Perwira Polisi di Polda Riau Dicopot

- Selasa, 6 Juni 2023 | 11:32 WIB
Ilustrasi Polisi.
Ilustrasi Polisi.

DEPOK (eNBe Indonesia) - Seorang perwira di Polda Riau, Kompol Petrus, dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Batalyon Manggala, karena diduga memerintahkan anak buahnya untuk mencari duit.

Pencopotan ini menurut Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Riau Kombes Johanes Setiawan dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Riau.

Johanes mengatakan pihaknya masih mendalami terkait adanya informasi yang menyebut Kompol Petrus sudah menerima setoran uang sebesar Rp650 juta dari anak buahnya.

Baca Juga: Pengamat Sebut Partai Golkar Akan Diuntungkan Jika Koalisi Perubahan Gagal Usung Anies Baswedan

"Kasusnya sedang ditindaklanjuti. Terkait setoran ini masih didalami, nanti pembuktiannya ada di sidang, Kompol Petrus pun saat ini sudah dicopot jabatannya dalam rangka pemeriksaan," kata Johanes, dikutip Kompas TV, Selasa (6/6).

Adapun dugaan Kompol Petrus meminta anak buahnya untuk mencari uang mencuat setelah Bripka Andry Darma Irawan, mengunggah status lewat akun Facebook pribadinya.

Diketahui, Bripka Andry merupakan anggota Brimob Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Riau, yang bermarkas di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.

Baca Juga: Sidang Perdana Mario Dandy dan Shane Lukas Akan Dipimpin Oleh Hakim Yang Adili Kasus Ferdy Sambo

Dalam unggahannya, Andry menyebut dirinya didemosi tanpa alasan yang jelas pada 3 Maret 2023. Padahal, ia sudah menyetor uang Rp 650 juta yang diminta komandannya.

Andry kemudian menemui Dansat Brimob Polda Riau untuk meminta pertimbangan terkait mutasinya.

"Saat itu, Komandan Satuan Brimob Polda Riau Kombes Ronny Lumban Gaol mengatakan, 'Kamu gak ada salah, kamu terlalu lama di sana, terlalu nyaman dan kamu tidak ada kontribusi kepada satuan'," tulis Andry.

Baca Juga: Sidang Perdana Mario Dandy dan Shane Lukas, Humas PN Jakarta Selatan Sebut Tidak Ada Pengamanan Khusus

"Setelah mendengar penjelasan itu, saya menyampaikan, 'Mohon izin komandan, saya sudah melakukan semua perintah Danyon saya, dari pengajuan proposal pembangunan polindes ke Pemda Rohil dan sudah terbangun klinik tersebut di kantor Batalyon. Selain itu, saya juga diminta mencarikan uang dari luar oleh Danyon dan sudah saya setorkan sebesar Rp 650 juta ada bukti-bukti transfernya'. Beliau menjawab, 'Saya tidak ada menerima uang tersebut. Sekarang kamu pulang dan jalani mutasi ke Pekanbaru'," tulis Andry.

Bripka Andry yang saat itu datang bersama ibunya lantas kembali pulang. Namun, ibunya tiba-tiba merasa pusing dan akhirnya terjatuh. Andry kemudian membawa ibunya berobat.

Andry kemudian menjelaskan bahwa dirinya diperintahkan komandan batalyonnya, Kompol Petrus H Simamora, untuk mencari dana dari luar kantor.

Baca Juga: Ribuan Tiket Pertandingan FIFA Matchday Antara Timnas Argentina Kontra Indonesia Ludes Terjual

Berkoordinasi dengan rekanannya yang ada di lapangan, Bripka Andry kemudian melaksanakan perintah atasannya itu pada Oktober 2021.

Sampai Februari 2023, Bripka Andry mengaku sudah mengirimkan uang Rp 650 juta ke rekening pribadi Kompol Petrus. Ia pun menyimpan bukti transfer uang yang sudah ia kirimkan.

"Uang ini khusus ke rekening pribadi Danyon, dana kebutuhan yang beliau perintahkan, serta juga ada yang saya serahkan secara tunai, dibuktikan dengan chat WhatsApp," tulis Andry.

Baca Juga: Pater Kirch, Misionaris dan Guru itu Berpulang

Kemudian, sebelum dimutasi, Andry juga kembali diminta oleh Kompol Petrus untuk mencari dana sebesar Rp 53 juta buat membeli lahan.

Namun, Andry hanya bisa menyerahkan uang sebesar Rp 10 juta kepada Kompol Petrus.

"Beberapa hari kemudian, Kompol Petrus meminta data dan lokasi di mana saja saya dapat uang setoran tersebut. Saya menyerahkan datanya lewat chat WhatsApp pribadi beliau. Tak lama kemudian saya dimutasi," tulis Andry.

Baca Juga: Pater Kirch, Misionaris dan Guru itu Berpulang

Lebih lanjut, Andry mengaku bukan hanya dirinya saja yang menyetor uang kepada atasannya Kompol Petrus.

Selain dirinya, kata Andry, ada enam anggota lain yang memberi setoran Rp 5 juta tiap bulan agar bisa bebas tugas dan hanya apel Rabu dan Jumat pagi yang disebutnya sebagai anggota Freelance. Ini dibuktikan dengan chat grup WhatsApp.

Andry sudah melaporkan hal itu ke Polda Riau dan diproses Bid Paminal Propam Polda Riau.

Namun, Andry merasa tidak ada kejelasan dan tak ada perlindungan terhadap dirinya sehingga Andry memutuskan membongkar kasus tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta-Fakta Menarik Terkait Pancairan KJP Plus Tahap 1 Tahun 2023 dan Informasi KJP Untuk Bulan Juni

"Saya belum masuk dinas karena mengurus ibu saya yang sakit serta keluarga saya khawatir dengan keselamatan saya. Mohon kiranya dapat membantu saya dalam permasalahan ini. Mohon ijin Bapak Kapolri, Saya Masih Cinta Polri," tulis Andry.

Ketika dikonfirmasi, Bripka Andry membenarkan bahwa dirinya yang menulis status unggahannya itu di Facebook.

Bripka Andry mengaku nekat membongkar semua ini karena tidak terima dimutasi. Lebuh-lebih, ia mengaku tidak pernah membuat masalah selama 15 tahun berdinas.***

Editor: Christianus Wai Mona

Sumber: kompas.tv

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X