DEPOK (eNBe Indonesia) - Ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani menilai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Ferdy Sambo, mampu melanggar norma dan menggunakan kecerdasannya untuk melindungi diri di dalam situasi terdesak.
"Dalam situasi kondisi normal, Ferdy Sambo akan terlihat sebagai figur yang baik dalam kehidupan sosialnya dan patuh terhadap aturan norma, dapat menutupi kekurangan-kekurangannya, dan masalah-masalahnya. Hal ini bukan berarti yang bersangkutan tidak mampu melanggar norma dan menggunakan kecerdasannya untuk melindungi diri di dalam situasi-situasi terdesak," ucap Reni di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, dikutip Antara, Rabu (21/12).
Penjelasan tersebut dia sampaikan ketika membacakan hasil asesmen psikologi Ferdy Sambo di dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Baca Juga: Link Pendaftaran PPPK Tenaga Teknis 2022, Ini Jadwal Seleksinya
Reni mengatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan, keputusan, emosi, serta kepribadian Ferdy Sambo juga dipengaruhi oleh budaya siri’na pace. Siri’na pace merupakan filosofi hidup masyarakat Sulawesi Selatan yang berarti menjaga harga diri serta kokoh dalam pendirian.
"Apabila kehormatan dia terganggu, dapat menjadi orang yang dikuasai emosi, tidak terkontrol, dan tidak berpikir panjang terhadap tindakannya," kata Reni.
Dalam keadaan normal, Reni menyebutkan terdapat upaya-upaya rasional untuk mengendalikan diri. Akan tetapi, di dalam situasi tertentu, ada hal-hal yang memang mengganggu kondisi emosinya dan harga dirinya.
Baca Juga: Presiden Larang Ekspor Bauksit Mulai Juni 2023
"Ini yang kemudian (Ferdy Sambo) bisa menjadi orang yang sangat dikuasai emosi," kata Reni.
Ahli psikologi forensik ini juga menjelaskan bahwa Ferdy Sambo memiliki kecerdasan di atas rata-rata, memiliki kemampuan abstraksi, imajinasi, dan kreativitas yang sangat baik.
"Secara umum, cara berpikirnya lebih ke arah praktis dibanding teoritis, dan pola kerjanya tekun. Motivasi berprestasinya tinggi untuk mencapai target yang melebihi dari target yang diberikan kepadanya," kata Reni.
Baca Juga: BLT Ojek Online dan UMKM Cair Akhir Desember 2022, Simak Informasi Berikut
Dalam persidangan ini, Reni hadir menjadi saksi ahli di sidang lanjutan perkara pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, Ricky Rizal, dan Richard Eliezer.***
Artikel Terkait
Berkali-Kali Dibantah Ferdy Sambo, Netizen Justru Memberikan Dukungan Kepada Richard Eliezer
Sambo Buat Grup Whastapp Setelah 3 Hari Yosua Tewas, Siapa Saja Anggotanya?
Berbeda Dengan Pendapat Kriminolog, Sambo Dan Putri Bantah Lakukan Pembunuhan Berencana
Forensik: 'Ada Yang Bernama Tuhan Yesus Di Grup WhatsApp Ferdy Sambo CS'
Pakar Pidana: Bukti Kuat, Kasus Ferdy Sambo CS Sudah Bisa Dikatakan Pembunuhan Berencana