BMKG Sebut Tujuh Wilayah di NTT Berstatus Awas Kekeringan

- Senin, 15 Agustus 2022 | 16:52 WIB
Warga menggembala kambing di lahan kering yang ditanami padi. (Antara)
Warga menggembala kambing di lahan kering yang ditanami padi. (Antara)

KUPANG (eNBe Indonesia) - Stasiun Klimatologi Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan tujuh wilayah yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT) berstatus awas bencana kekeringan meteorologis.

"Wilayah yang berstatus awas ini mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga lebih dari 61 hari dengan peluang di atas 70 persen," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmattulloh Adji berkaitan dengan peringatan dini kekeringan meteorologi di NTT di Kupang, dikutip Antara, Senin (15/8/2022).

Ketujuh wilayah yang berstatus awas bencana kekeringan itu, di antaranya Kecamatan Sulamu di Kabupaten Kupang, Kota Raja dan Oebobo di Kota Kupang, Rote Barat Laut di Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Hawu Mehara dan Raijua di Kabupaten Sabu Raijua, dan wilayah Haharu di Kabupaten Sumba Timur.

Baca Juga: LPSK Tolak Permohonan Perlindungan Putri Candrawathi

Rahmattulloh mengatakan ancaman kekeringan ini perlu diwaspadai masyarakat, karena bisa berdampak pada berkurangnya ketersediaan air bersih yang menyebabkan kelangkaan.

Selain itu, mengganggu sektor pertanian dengan sistem tadah hujan serta berdampak pada meningkatnya kejadian kebakaran. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan tersebut.

Lebih lanjut, Rahmattulloh mengatakan saat ini semua zona musim di NTT telah berada dalam periode musim kemarau berdasarkan analisis terkini per 10 Agustus 2022.

Baca Juga: Gubernur Laiskodat Sebut Kasus Malaria di NTT Turun Signifikan

Ia menyarankan agar masyarakat melakukan upaya-upaya mitigasi yang diperlukan untuk meminimalisasi dampak kekeringan, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang besar.***

Editor: Christianus Wai Mona

Sumber: antaranews.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X