• Kamis, 28 September 2023

Legislator Dukung Kebijakan Presiden Bangun Industri Kendaraan Listrik

- Minggu, 4 Desember 2022 | 08:49 WIB
Ilustrasi konvensi dan subsidi motor listrik (Ragam Yogyakarta)
Ilustrasi konvensi dan subsidi motor listrik (Ragam Yogyakarta)


JAKARTA (eNBe Indonesia) - Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun ekosistem industri kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) didukung legislator. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Edy Soeparno menilai, pembangunan tersebut menuju penggunaan energi ramah lingkungan.

“Dalam rangka mendukung proyek strategis pemerintah untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik, maka perlu didorong pengembangan smelter HPAL. Yakni dengan hidrometalurgi yang mampu mengolah nikel kadar di bawah 1,7 persen,” kata Eddy kepada wartawan Sabtu (3/12/22).

Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah cadangan nikel terbesar di dunia. Artinya, Pemerintah dengan gampang dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik.

Baca Juga: Wapres Minta Nilai Islam Wasathiyah Terus Dilestarikan

“Sebagai negara dengan jumlah cadangan nikel terbesar dunia, serta mineral logam lainnya," ujarnya. "Seperti tembaga, mangan, aluminium yang saat ini sedang membangun ekosistem industri kendaraan listrik berbasis baterai.”

Bahkan, tambahnya, Indonesia memiliki posisi tawar tinggi dalam menguasai rantai pasok. "Untuk kebutuhan kendaraan listrik berbasis baterai," ucapnya.

Hal senada disampaikan Anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun. Ia meminta, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Kalahkan Australia 2-1, Argentina Tantang Belanda di Perempat Final

“Pemerintah dan BUMN bisa memanfaatkan potensi nikel untuk kepentingan dalam negeri," kata Rudi. "Salah satunya pembuatan baterai kendaraan listrik, jadi Indonesia ikut dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik.”

Katanya, perusahan BUMN dapat memanfaatkan momentum dalam rantai pasok EV global. Hal itu agar menjadi pemain utama, karena besarnya cadangan nikel di Indonesia.

“Indonesia bisa memaksimalkan sumber daya nikel itu, bukan cuma kebutuhan dalam negeri, tapi juga ekspor baterai ke dunia. Ini juga kan dampaknya ke penerimaan negara,” ujar Rudi.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Belanda Tembus Perempat Final Piala Dunia 2022

Pemerintah terus menunjukkan keseriusan membangun ekosistem industri EV. Presiden Jokowi memperkirakan, apabila ekosistem jadi, sebanyak 60 persen pangsa pasar EV akan bergantung pada produksi Indonesia.

Keseriusan pemerintah mengembangkan industri baterai kendaraan listrik diperkuat melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres). Yakni Perpres 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.***

Editor: Adrianus Nulangi Madaala

Sumber: rri.co.id

Tags

Terkini

X