DEPOK (eNBe Indonesia) - Partai berkuasa PDIP menyebut mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang juga politikus Partai Golkar, sebagai salah satu calon cawapres Ganjar Pranowo.
Ridwan sendiri mengaku bisa membantu Ganjar mendulang suara lebih banyak di Jawa Barat, provinsi yang banyak diprediksi Ganjar akan paling kesulitan dalam pemilu 2024.
Akankah Ganjar maju bersama Ridwan? Akankah Golkar melompat dari koalisi Prabowo Subianto ke kubu PDIP jika Ridwan menjadi cawapres Ganjar?
Pernyataan PDIP terkait Ridwan Kamil disampaikan Ketua Harian PDIP Ahmad Basarah yang juga Koordinator Kelompok Relawan Ganjar.
Basarah berpendapat, keberhasilan Ridwan memimpin Jabar menjadi salah satu alasan PDIP mempertimbangkan mantan Gubernur tersebut untuk menjadi cawapres Ganjar.
Baca Juga: Salim's Nusantara Infrastructure with Positive Prospect
Basarah mengatakan PDIP sadar bahwa partai politik Ridwan, Golkar, kini menjadi bagian dari koalisi Prabowo, namun karena dinamika politik masih cair, konstelasi politik juga masih bisa berubah.
Namun Basarah menyebut Ridwan bukan satu-satunya calon yang dipertimbangkan PDIP untuk menjadi cawapres Ganjar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Puan Maharani, putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, menyebut lima calon cawapres Ganjar.
Mereka adalah Sandiaga Uno, Erick Thohir, Andika Perkasa, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Muhaimin Iskandar. Puan menambahkan, PDIP juga sedang mempertimbangkan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Menanggapi isu dirinya menjadi cawapres Ganjar, Ridwan Kamil terang-terangan mengatakan bahwa Ganjar dan dirinya bisa menjadi pasangan yang serasi.
Baca Juga: Jasa Marga with Stronger Balance Sheet, Better Than Waskita and Hutama Karya
Ridwan sadar elektabilitasnya cukup tinggi di Jawa Barat, sedangkan Ganjar kesulitan di provinsi tersebut.
Oleh karena itu, Ridwan yakin bisa membantu Ganjar mendulang suara lebih banyak di Jabar. Ridwan bahkan memberikan sinyal kuat akan ada konferensi pers pada pekan ini.
Jawa Barat merupakan provinsi terbesar di Indonesia. Hampir 40 juta pemilih tinggal di Jawa Barat. Provinsi ini menjadi rumah bagi para pendukung Prabowo dalam dua pemilu presiden terakhir.
Selain Prabowo, Anies Baswedan juga punya pendukung cukup banyak di Jawa Barat. Karena itu, banyak pihak memperkirakan Ganjar akan menjadi yang paling kesulitan di Jawa Barat pada pilpres 2024.
Maklum, Jokowi pun sempat berjuang di Jawa Barat pada dua pemilu presiden terakhir. Jokowi menderita kekalahan besar dari Prabowo di Jawa Barat, baik pada pemilu 2014 maupun 2019.
Baca Juga: Positive Development on Pertamina Geothermal Energy
Hasil survei terbaru LSI Denny JA memang menunjukkan kesenjangan antara Ganjar dan Prabowo di Jabar masih jauh.
Menurut jajak pendapat tersebut, Prabowo memimpin jajak pendapat di Jawa Barat dengan 65,7 persen, sedangkan Ganjar hanya mengumpulkan 31,7 persen.
Memiliki sosok dengan tingkat persetujuan tinggi di Jawa Barat seperti Ridwan Kamil akan membantu Ganjar memberikan tantangan yang kuat kepada Prabowo dan Anies di provinsi tersebut.
Selain itu, perlu diketahui bahwa Ridwan memiliki hubungan dekat dengan Megawati dan keluarganya serta PDIP.
Pada tahun 2015 lalu, misalnya, Ridwan diangkat menjadi duta Yayasan Bung Karno, sebuah yayasan yang diketuai oleh Guruh Soekarnoputra, putra Presiden pertama Soekarno dan adik Megawati.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Asia: Cukur Cina Taipei, Timnas Indonesia U-23 Beri Kado Haornas
Sebelum bergabung dengan Golkar, Ridwan bahkan sempat dikabarkan bergabung dengan PDIP karena kehadirannya di berbagai acara PDIP.
Jika Ridwan menjadi cawapres Ganjar, pertanyaannya adalah apakah Golkar akan keluar dari koalisi Prabowo dan bergabung dengan PDIP?
Perlu diketahui, sebelum Golkar memutuskan bergabung dengan koalisi Prabowo, Tribunnews memberitakan bahwa Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto terbuka terhadap kemungkinan meminang Ridwan Kamil ketimbang dirinya ke PDIP untuk menjadi cawapres Ganjar. Laporan itu disampaikan usai pertemuan Airlangga dengan Puan.
Jika Ridwan menjadi cawapres Ganjar dan Golkar masuk ke kubu PDIP, hal itu akan semakin melemahkan Prabowo setelah Muhaimin dan PKB meninggalkannya demi Anies. Jadi, mari kita lihat apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.***
Sumber : yosefardi.com