DEPOK (eNBe Indonesia) - Jadi, sekarang tinggal sekitar satu bulan lagi dari jadwal pendaftaran calon presiden dan wakil presiden pemilu 2024.
Sejauh ini, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi satu-satunya pasangan calon yang diketahui ikut mencalonkan diri meski NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih menunggu konfirmasi akhir dari Partai Islam PKS untuk ikut mencalonkan diri.
Tanpa PKS, tentu saja Anies-Muhamin masih bisa bersaing karena perolehan gabungan keduanya sedikit di atas 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Keputusan akhir PKS untuk ikut kubu tentu saja akan berujung pada pacuan tiga kuda. Anies, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Ganjar dan Prabowo belum menyebutkan nama pasangannya masing-masing, namun hingga saat ini sulit membayangkan mereka bergabung untuk menyederhanakan pemilu.
Baca Juga: Partai Nasdem dan PKB Bentuk Tim Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Alias AMIN
Perlombaan tiga kandidat kemungkinan besar akan berujung pada pemilihan putaran kedua karena tidak ada kandidat yang memperoleh lebih dari 50% suara di sebagian besar survei.
Ganjar dan Prabowo, sejauh ini, kemungkinan besar akan bersaing di putaran kedua, dan sekali lagi berdasarkan survei, kemungkinan besar Prabowo akan keluar sebagai pemenang. Tentu saja waktu akan menjawabnya.
Survei yang dilakukan setelah masing-masing kandidat menetapkan pasangannya, dan semua partai politik telah mengambil keputusan akhir mengenai posisi mereka dalam pemilu, akan memberikan kita gambaran yang lebih baik.
Saat ini, terlalu banyak permutasi dengan kemungkinan hasil yang sangat berbeda. Ganjar-Mahfud MD, Ganjar-Ridwan Kamil, Ganjar-Sandiaga, Ganjar-Erick, atau Prabowo-Erick, Prabowo-Gibran, Prabowo-Airlangga akan direspon berbeda.
Baca Juga: Merdeka Battery Materials & Correction of Global Nickel Prices
Politisi Golkar baru-baru ini mengungkapkan bahwa Ridwan, mantan Gubernur Jawa Barat, telah memberi tahu Ketua Umum Partai Airlangga Hartarto tentang 'tawaran menjadi calon wakil presiden Ganjar' dari Megawati.
Namun presiden kelima Indonesia itu juga sudah bertemu Mahfud. Megawati, seperti diketahui, lebih memilih Mahfud sebagai cawapres Jokowi pada pemilu 2019, namun penolakan dari PKB dan Golkar berujung pada pencalonan Ma'ruf Amin.
Jika koalisi PDIP memilih Erick, misalnya, maka Prabowo mungkin terpaksa menyebutkan nama Gibran, Airlangga, atau bahkan Yenny Wahid.
Golkar mungkin bertahan, tapi PAN, yang sudah lama mengusulkan Erick, mungkin akan beralih ke PDIP.
Sebaliknya, jika koalisi Gerindra memilih Erick, PDIP bisa saja menunjuk Mahfud atau Ridwan, yang bisa memaksa PPP pimpinan Sandiaga keluar dari koalisi, sementara opsi untuk membentuk koalisi baru dengan Partai Demokrat semakin sulit. Jika PDIP memilih Ridwan, apakah Golkar akan melompat ke Ganjar?
Baca Juga: Lagu Halo-Halo Bandung Dijiplak Malaysia, Anggota DPR Minta Pemerintah Kirim Nota Protes
Terdapat beberapa permasalahan yang belum terselesaikan yang mempengaruhi lanskap pemilu 2024, terutama keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai batasan usia calon presiden dan wakil presiden serta keputusan Presiden Jokowi mengenai Panglima TNI dan KSAD, yang keduanya akan memasuki usia wajib pensiun dalam waktu dekat.
Dua kubu sudah mulai membentuk tim kampanye nasional. Kubu Ganjar, misalnya, telah menunjuk Arsjad Rasjid MP (Ketua Kamar Dagang dan Perdagangan Indonesia/KADIN Indonesia dan CEO Indika Energy) sebagai ketua tim kampanye.
Meski Arsjad terlihat mengikuti pertemuan pertama tim, namun ia belum mengambil keputusan akhir untuk menerima atau menolak pekerjaan tersebut.
Arsjad, yang dikenal dekat dengan Hapsoro Sukmonohadi (suami Ketua DPR dan politikus PDIP Puan Maharani), jika dikukuhkan, akan dibantu oleh tiga deputi penting: Andika Perkasa, Gattot Eddy Pramono, dan TGB Zainul Majdi.
Baca Juga: Bank Muamalat Tests Appetite of World’s Investment Community in Sharia Stocks
Andika adalah mantan Panglima TNI, sedangkan Gatot adalah mantan Wakil Kapolri. TGB adalah pemimpin Partai Perindo pimpinan Hary Tanoesoedibjo dan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kubu Anies juga telah membentuk tim sukses yang terdiri dari pimpinan NasDem dan PKB, namun menunggu bergabungnya PKS.