DEPOK (eNBe Indonesia) - Hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023 mengungkapkan bahwa faktor Presiden Jokowi cukup berpengaruh pada pilihan para pemilih partai politik.
Faktor Jokowi yang dimaksud sebenarnya merujuk pada suatu entitas kekuatan modal politik yang termanifestasikan dalam figur Presiden Joko Widodo.
Sedemikian dominan manifestasi faktor ini, baik melalui gambaran sosok, karakter, maupun kinerja kepemimpinannya, sehingga entitas politik dalam format tokoh ini dapat menjadi kekuatan modal dan sekaligus menjadi variabel pendeterminasi preferensi pilihan para pemilih.
Baca Juga: Dijatuhi Sanksi Pengurangan 10 Poin Oleh FIGC, Juventus Turun ke Peringkat Tujuh Liga Italia
Bagi para pemilih partai politik, faktor Jokowi sangat penting. Faktor Jokowi sangat tinggi berpengaruh pada PDIP, hingga 41,1 persen. Artinya, pemilih PDIP akan mengikuti pilihan capres yang menjadi rujukan Jokowi.
Menjadi suatu keuntungan yang saling menguatkan keduanya jika PDIP dan Jokowi mampu menjaga hubungan politik yang mutualis, seperti yang selama ini telah ditunjukkan.
Meningkatnya performa pemerintahan Jokowi, misalnya, potensial berelasi pada peningkatan elektabilitas PDIP.
Baca Juga: Empoli Bantai Juventus 4-1 di Serie A Liga Italia
Kondisi sebaliknya, penurunan performa pemerintahan turut pula menurunkan elektabilitas PDIP.
Sementara itu, hal sebaliknya terjadi pada Nasdem. Bagi pemilih Nasdem, keberadaan Jokowi justru kecil pengaruhnya, hanya 8,5 persen. Ini mengindikasikan jika kekuatan pengaruh Jokowi di Nasdem makin surut.
Apalagi ada kejadian mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G Plate yang dijadikan tersangka. "Dengan posisi politik seperti ini, Nasdem tampaknya telah bersiap mengambil risiko politik yang akan dipertaruhkan pada Pemilu 2024," jelas Tim Litbang Kompas, dikutip Kompas TV, Selasa (23/7).
Baca Juga: Main Imbang 0-0 Lawan Leicester di Liga Inggris, Newcastle Pastikan Satu Tiket Liga Champions Musim Depan
Pada Nasdem yang telah menetapkan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024 bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terbentuk mulai mengubah konfigurasi politik pemilih Nasdem. Sebaliknya, pada PDI-P relatif tidak berubah.
Hasil survei kali ini menunjukkan, jika para pemilih Nasdem mulai beranjak, sebagian bukan lagi mereka yang menjadi pemilih pasangan Jokowi-Amin dalam pemilu mendatang.
Tinggal 41,4 persen saja yang menjadi pemilih Jokowi-Amin. Padahal, pada survei April 2021, masih 61 persen pemilih Nasdem merupakan pemilih Jokowi-Amin dalam Pemilu 2019.
Baca Juga: Bawa Manchester City Juara Liga Inggris 2022/2023, Guardiola Samai Catatan Sir Alex Ferguson
Sebaliknya, pada PDI P, 88,9 persen pemilih partai ini juga memilih Jokowi-Amin dalam Pemilu 2019.
Nasdem kali ini mulai diisi oleh para pemilih yang sebelumnya bukan pemilih partai ini. Sementara pada PDI-P tetap terbilang solid, 65,2 persen pemilihnya merupakan pemilih PDI P dalam Pemilu 2019.
Namun, pada sisi lain, terdapat beberapa partai dalam koalisi pemerintahan yang kali ini agak tertekan elektabilitasnya. Golkar dan PKB agak menurun ketimbang periode survei Januari 2023.
Baca Juga: Mahfud Tegaskan Status Tersangka Johnny Plate Tidak Terkait Dengan Pemilu 2024
Survei periodik melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan pada 29 April-10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen dalam konsisi penarikan sampel acak sederhana.Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.***
Artikel Terkait
Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar 23,3 Persen, Puan 1 Persen
Survei Litbang Kompas: PDIP, Partai Gerindra dan Golkar Masuk Jajaran Partai Papan Atas
Ganjar Pranowo Pimpin Elektabilitas Capres Ungguli Prabowo dan Anies Menurut Survei Litbang Kompas
Survei Litbang Kompas Sebut Pemilih Jokowi Lebih Cenderung Pilih Ganjar Ketimbang Prabowo
Survei Litbang Kompas Sebut Jika Ganjar Gagal Nyapres Sebagian Besar Pendukungnya Akan Pilih Prabowo