DEPOK (eNBe Indonesia) - Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, ketua umum partai berkuasa PDIP, telah membuktikan bahwa rumor tentang hubungan mereka tidak benar.
Kedua tokoh itu tampil bersama dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP yang digelar Selasa (6/6/23).
Jelang pembukaan Rakernas PDIP kemarin, ada yang berspekulasi bahwa hubungan Jokowi dengan Megawati renggang karena perbedaan pilihan capres dan cawapres untuk pemilu tahun depan.
Bukan hanya media nasional yang melaporkan spekulasi tersebut, tetapi juga The Straits Times, media yang berbasis di Singapura.
Mereka berspekulasi bahwa pusat ketegangan baru-baru ini antara Jokowi dan Megawati adalah preferensi calon wakil presiden yang akan mencalonkan diri dengan calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Berani Bayar Mahal, Arab Saudi Rusak Harga Pasar Pemain Sepak BolaBaca Juga: Berani Bayar Mahal, Arab Saudi Rusak Harga Pasar Pemain Sepak Bola
Namun, Jokowi dan Megawati kembali membuktikan bahwa spekulasi tersebut semuanya salah dengan kemunculan kedua tokoh tersebut dalam pembukaan Rakernas PDIP.
Baik Jokowi maupun Megawati memastikan bahwa mereka bekerja sama untuk kepentingan negara.
Megawati dalam jumpa pers di Rakernas PDIP menyatakan komitmennya bersama Jokowi untuk bekerja sama tak perlu dipertanyakan lagi.
Megawati bahkan mengambil kesempatan untuk membela Jokowi dari orang-orang yang mengkritik Presiden baru-baru ini.
Ini bukan pertama kalinya orang berspekulasi tentang hubungan Jokowi dengan Megawati, dan berkali-kali keduanya membuktikan bahwa orang salah.
Karena itu, kami tidak terkejut bahwa spekulasi serupa muncul berulang kali. Kami telah menyebutkan sebelumnya bahwa hubungan Jokowi dan Megawati selalu menjadi bahan spekulasi.
Beberapa mungkin memiliki motif politik tertentu untuk menyebarkan spekulasi ini karena mereka ingin Jokowi dan Megawati retak hubungan.
Baca Juga: Partai Nasdem Minta Partai Demokrat Tidak Paksa Anies Untuk Segera Umumkan Nama Bakal Cawapres
Sementara itu, sebagian lainnya mungkin tidak memahami dinamika hubungan antara Jokowi dan Megawati.
Mungkin ada perbedaan antara Jokowi dan Megawati, dan itu wajar karena mereka memiliki preferensi masing-masing.
Namun, sejauh yang kami tahu, mereka selalu muncul pada akhirnya seperti yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir.
Kita juga melihat Megawati sering mendengarkan apa yang dikatakan Jokowi.
Padahal, Jokowi adalah satu-satunya kader partai yang berpengaruh terhadap Megawati, ketua umum PDIP.
Berkaitan dengan itu, menarik untuk disimak bagaimana Megawati dan Jokowi akan bersinergi menentukan siapa yang akan menjadi cawapres Ganjar.