MBAY (eNBe Indonesia) - Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur melakukan vaksinasi darurat anti-rabies pada populasi anjing secara bertahap untuk mencegah penyebaran rabies di wilayah tersebut.
"Yang sudah lakukan vaksinasi darurat di Kelurahan Natanage sebanyak 22 ekor karena ada kasus gigitan. Hari ini di Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, sedangkan di kecamatan lain sedang dikoordinasi dan direncanakan setelah Hari Raya (Idul Fitri, red.)," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Klementina Dawo ketika dihubungi, dikutip Antara, Rabu (5/4).
Dia menjelaskan instansi tersebut melakukan pemetaan daerah dengan tingkat gigitan hewan yang cukup tinggi, sehingga petugas mulai turun melakukan vaksinasi.
Baca Juga: Promosi Destinasi Wisata Kampung Pajoreja, Pemerintah Desa Ululoga di Nagekeo Manfaatkan Pariwisata Digital
Selain itu, ada tujuh kasus positif rabies pada tahun 2022 yang perlu diantisipasi penularannya.
Data Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo tahun 2022 mencatat sebanyak 21.203 ekor anjing dan 1.457 ekor kucing tersebar di tujuh kecamatan. Dari jumlah tersebut, baru 7.392 ekor anjing dan 892 ekor kucing yang mendapatkan vaksin anti-rabies.
"Stok vaksin tidak mencukupi sesuai populasi, tapi kami terus melakukan vaksinasi darurat dilihat dari daerah dengan tingkat gigitan yang tinggi," ucap Klementina.
Baca Juga: Presiden Minta Polisi dan KPK Tidak Gaduh Soal Mutasi Direktur Penyeldikan KPK Endar Priantoro
Dia mengajak masyarakat terlibat dalam pencegahan penularan rabies. Masyarakat yang memiliki anjing, kucing, dan kera bisa melapor atau membawa hewan piaraan tersebut ke kantor Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo atau Pos Kesehatan Hewan di setiap kecamatan untuk mendapatkan suntikan vaksin.
"Vaksin rabies ini gratis," katanya.
Selain mengajak masyarakat untuk membawa hewan mendapatkan suntikan rabies, Klementina juga mengatakan tentang penanganan kasus gigitan hewan pembawa rabies agar ditangani dengan vaksinasi anti-rabies (VAR), bukan dengan obat tradisional.
Baca Juga: Heboh Pengobatan Alternatif Ida Dayak, Begini Tanggapan Kemenkes dan Sosiolog
"Hindari pengobatan tradisional, karena ketika digigit anjing, masih banyak yang pakai cara tradisional seperti gunakan kopi," katanya.***
Artikel Terkait
Sebut anjing adalah hewan haram, model cantik ini diprotes hingga beri penjelasan
Ganjar Pranowo Minta Warga Tidak Mengkonsumsi Daging Anjing
Animal Defenders Indonesia Berkolaborasi Dengan Gojek Cegah Penjualan Makanan Berbahan Dasar Daging Anjing
Tidak Terima Vaksin Anti Rabies, Seorang Anak di Ngada Meninggal Dunia