PALUE (eNBe Indonesia) - Pulau Palue kering, susah air, minum air hujan, dan sejumlah narasi tentang air menjadi label paten untuk warga masyarakat Palue.
Sejak pulau gunung Rokatenda ini ada beserta penghuninya, masalah air menjadi masalah klasik. Banyak wacana elit namun minim solusi.
Realita, Pulau Palue susah air tak terbantahkan. Januari 2023 sebuah media televisi nasional mengangkat kondisi susah air di Pulau Gunung Rokatenda dalam ulasan menarik, “Tetesan Air Gunung Rokatenda Jadi Berkah Warga Pulau Palue”.
Itulah berita yang sempat viral dengan sejumlah visualisasi kondisi riil masyarakat, namun belum juga mendapat respon positif pemerintah.
Baca Juga: Liga Champions: Real Madrid Tetap Waspada di Tengah Keterpurukan Chelsea
Pulau berpenduduk ±12 ribu jiwa itu sungguh membutuhkan air bersih. Berjuang menaklukkan alam untuk mendapatkan setetes air adalah pengalaman keseharian turun temurun.
Meski dalam situasi sulit seperti ini masyarakat tak pernah menyerah. Mereka Tangguh layak “petarung” baik di darat maupun di laut.
“Kami susah air, namun kami tidak menyerah. Kami percaya Tuhan pasti tolong kami,” ungkap Sebas, salah seorang warga Desa Maluriwu.
“Bumi ini, Tuhan yang ciptakan, dan Tuhan tahu di atas bumi ada ciptaanNya. Semua tumbuhan Tuhan beri air untuk bisa hidup. Saya yakin Tuhan juga beri kehidupan untuk kami orang Palue dengan air. Saya yakin di bawah perut bumi Palue ini ada air, Hanya butuh orang yang punya hati saja untuk tolong kami,” lanjut Ndao sambil nunjuk ke jidatnya sambil berkata, “kalau omong soal susah air di Palue, butuh pikir serius jangan setengah-setengah.”
Baca Juga: Argentina Resmi Gantikan Indonesia Jadi Tuan Rumah Turnamen Piala Dunia U-20
Optimisme warga ini membuahkan hasil. Oktober 2022 sekelompok anak muda sedang menggali pasir untuk keperluan pengerjaan bangunan. Tiba-tiba tersemburlah air jernih, tawar dan sejuk. Warga spontan kaget bercampur senang.
“Kami senang karena tiba-tiba air muncul di lokasi ini. Waktu itu beberapa orang sedang gali pasir, lalu tiba-tiba muncul air. Kami kaget kok, kenapa ada air di lokasi ini padahal ini lokasi kering dan berbatu,” cerita beberapa warga.

“Memang dahulu di lokasi ini kami pernah gali sumur sedalam 20 meter berkat bantuan Bapak Romo Aloisius Ndate, Pastor Paroki Uwa waktu itu, dan kami berhasil menemukan air. Namun karena gunung meletus tahun 2013 akhirnya sumur tersebut rusak dan tertimbun lagi. Tahun 2014, kami berjuang untuk gali kembali sumur itu tapi kami tak mampu, tenaga kami tak kuat, juga sumurnya terlampau dalam,” cerita warga lain.
Baca Juga: Liverpool Bantai Leeds United 6-1 di Liga Inggris, Jota Akhiri Puasa Cetak Gol Selama Setahun
Saat ini dengan munculnya air bersih, tawar dan jernih ditambah kedalamanya hanya mencapai 8 meter membawa kabar baik dan sukacita bagi warga sekitar.
“Kami tak mau sia-siakan air ini. Kami langsung gotong royong mengerjakan sumur ini. Kami swadaya kumpul uang, ada yang siapkan makanan untuk pekerja. Semua kami bersatu. Kami mau supaya sumur ini siap dipakai sebelum bulan November 2022,” ujar Gusti salah satu tokoh masyarakat Maluriwu.
Mengapa bulan November 2022? Warga menjawab, mengingat Desember adalah musim hujan, warga khawatir nanti semua pekerjaan mereka yang sudah setengah jalan sia-sia akibat hujan dan banjir di bulan Desember.
Baca Juga: KPK Lakukan Penggeledahan di Balai Kota Bandung
“Kami kerja cepat, kumpul uang. Kami beli semen, kami buat gorong-gorong dan kami berhasil memasang gorong-gorong itu,” cerita warga.
Namun semangat masyarakat tidak sepadan dengan medan dan lokasi galian sumur yang sulit. Menurut warga, butuh banyak biaya dan tenaga untuk bisa membangun sumur hingga layak untuk digunakan. Namun kemampuan warga terbatas.
“Kami tak cukup dana untuk bisa bangun sumur ini lebih bagus. Selama ini kami mendapat bantuan dari beberapa orang Palue yang bekerja di luar daerah. Mereka bantu kami semen namun itu belum cukup,” keluh warga.
Akibat kesulitan dana ini maka sumur yang seharusnya ditargetkan selesai pengerjaan di bulan November ternyata tak tercapai. Untung hujan dan banjir di bulan Desember 2022 tidak merusak sumur tersebut.
Baca Juga: Tiga Info Penting Terkait KJP Plus 2023 Tahap 1
Hingga hari ini sumur belum bisa dipakai karena kondisi sekitar belum nyaman untuk beraktivitas. Warga sungguh mengharapkan bantuan pemerintah untuk terselesaikannya sumur ini.
Meski sumur tersebut belum digunakan namun warga yakin bahwa hadirnya sumur ini adalah berkat Tuhan untuk mereka.
Maka warga meminta Bapak Uskup Keuskupan Maumere Mgr. Ewald memberkati sumur tersebut bertepatan dengan kunjungan Bapak Uskup Mgr. Ewald ke Pulau Palue dalam rangka perayaan Minggu Kerahiman Ilahi, Minggu 16 April 2023. Warga berharap semoga tahun 2023 sumur tersebut sudah bisa digunakan oleh warga Palue.***